|

Nyawa "SN" Siswi SMPN 147 Cibubur Itu Melayang Sia-sia, Bunda Roostien Ilyas: Tempa Karakter Anak Tangguh, Tidak Instan

Foto: Bunda Roostien Ilyas 
JAKARTA| MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN-Kamis (23/01), Seorang siswi SMP Negeri 147 Cibubur-Jakarta Timur, berinisial SN tewas setelah melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya.

Keterangannya humas SMPN 147 Jakarta Misnetty mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (14/1/2020) sore. Saat itu dirinya sedang berada di sekolah mendengar suara seseorang yang jatuh.

"Lalu ada teriakan-teriakan karena saya tidak melihat langsung terus saya buka pintu dan keluar ada siswa yang terjatuh. Saat itu suasananya langsung ramai," kata Misnetty kepada media Oborkeadilan.com di SMPN 147 Jakarta, Jumat (17/1/2020) lalu.

Bunda Roostien Ilyas Ingatkan orang tua se-Indonesia Ajar Anak Jangan jadi Figur Instan

Kita tiba-tiba dikagetkan oleh kejadian mengerikan dan sekaligus membuat cemas serta prihatin, siswa SMP Ciracas Cibubur Jakarta Timur ditemukan terkapar di halaman sekolah, dia lompat dari lantai 3 dan dibawa ke RS namun sayang azal maut menjemput setelah 3 hari sempat di rawat itu.

Kamis (23/01-2020), Melalui siaran persnya bunda Roostin Ilyas menyampaikan pandangan kritik dan saran bahkan nasehat kepada para orang tua siswa se-Indonesia, sepeti biasa gaya penyampaian Roostin yang lugas tegas keras dan mudah dicerna akal sehat, sperti berikut ini;

Hebohlah kita semua, Aku gak akan membahas secara hukum tutur BundaRoostin, "yang jelas menurutku Anak-anak remaja sekarang memang banyak yang cerdas, pintar, kreatif, tapi cengeng dan rapuh."

ini semua kesalahan kita selaku orang tua, yang cuma mengajarkan kepandaian [kecerdasan] akademik tanpa memperhatikan atau lupa membentuk karakternya si anak.

Kita sering menjadikan diri kita pembantu yang malah membuat anak kita gak punya daya juang, misalnya; waktu melihat anak kita belajar mengupas mangga tapi terlihat kelar-kelar dan terlalu tebal hingga daging mangganya banyak kebuang, langsung kita ambil alih sini mama kupasin, contoh lain, melihat anak melipat baju dan ga rapih langsung; sini mamam aja, melihat anak meraut pensil dan patah melulu...lagi lagi sini mama saja yang merautnya, dan banyak hal lain yang bukan pada hal hal aktual namun dikala anak mengatasi persoalan psikologis kita kerap memperlakukan si anak ibarat bayi tua yang hanya modal tepuk-belia langsung adem pikir kita.

Tanpa sadari kita tidak mengajarkan anak mampu merampungkan pekerjaannya, mendengar anak jatuh, karena naik sepeda atau gara gara bermain bola, mama terlalu protektif dan biasanya melarang anak mengulangi permainan itu lagi sebab memutuskan itu tak layak dan terlalu berisiko menurut kita, sikap ini terus menerus sampai si anak remaja.

"Maka anak cuma tumbuh besar tapi tidak dewasa"...tidak mengenal berproses...
tdak mengenal gagal, semua instan, semua serba cepat dan kalau ada kesalahan cepat frustasi.

Saran dan pesan nilai dari Bunda Roostin

Maka seharusnya ajarkan anak-anak mengerti berproses, Selain itu pendidikan karakter harus di berikan pada anak sedini mungkin, "mulailah golden years".

3 s/d 5 tahun ajarkan anak cinta pada Tuhan dengan bahasa sederhana, misalnya bunga ini yang bikin siapa nak..?.. Tuhan...Allah....
Sang Hyang Widhi dan juga ajarkan sportivitas tidak menangis kalau kalah berlomba, santun dan didik anak dengan 3 kata sakti; Tolong, Maaf dan Terimakasih" Jangan biarkan anak kita menjadi generasi instan dan rapuh nasehat Bunda Roostin. []

Editor: Yuni shara 
Penanggung Jawab Berita: Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini