|

Agun Gunandjar: Pasca Munas Golongan Karya Berpotensi Ditinggal Kader

Agun Gunandjar (Sumber foto : Istimewa)

OBORKEADILAN.COM| JAKARTA| Politikus Senior Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa khawatir Partai Golkar akan ditinggalkan para kader-kadernya usai Musyawarah Nasional (Munas) Golkar nanti. Hal ini akan terjadi jika masih ada intervensi dari lingkaran pemerintah yang membuat faksi-faksi ditubuh Golkar tak puas dan akan meninggalkan Golkar.

"Jadi munas yang akan datang itu, apakah ada jaminan, apakah ada garansi tidak menimbulkan faksi-faksi berikutnya. Kalau untuk melahirkan partai baru saya yakin tidak akan seperti munas-munas yang lain," kata Agun saat berbincang-bincang di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

"Tetapi faksi-faksi yang ada didalam tubuh Golkar itu selalu saja terjadi karena adanya intervensi dari luar kekuasaan. Kalau ada intervensi itu maka akan ada lagi faksi A faksi B, C, D dan yang berpotensi faksi yang sudah tidak familiar kedepan itu kencenderungan orang hengkang dari Golkar itu besar," sebutnya.

Ditambah dengan kondisi partai berlambang beringin saat ini, kata Agun, dengan tata kelola partai saat ini secara oligarki, tidak ada sebuah keputusan yang diambil secara musyawarah, melainkan secara kedekatan. Hal ini terlihat dari pengisian alat kelengkapan dewan (AKD) dan Komisi-Komisi di DPR.

"Dengan kondisi partai seperti itu faksi-faksi itu yang membawa managemen tata kelola partai yang sangat oligarki, menjadi sangat elit oligarki yang memutuskan sekelompok orang dan itu terjadi dari periode ke periode tidak ada proses pengambilan keputusan yang utuh dan bulat sehingga yang terjadi dalam penempatan orang, dalam penunjukan orang, dalam pengangkatan orang, dalam pencalegkan yang terjadi adalah like and dislike dan terjadi prakmatisme itu fakta yang tidak bisa dibantah," tegasnya.

Sehingga dengan tata kelola partai seperti ini, kata Anggota DPR yang sudah terpilih enam kali ini, ada kekwahtiran dirinya pada munas yang akan datang Golkar akan ditinggalkan para kader. Bahkan pada pemilu 2024 Golkar akan menjadi "dinosaurus".

"Maka pada 2024 Partai Golkar akan berpotensi jadi dinosaurus tinggal kenangan, ada tapi sebetulnya tidak ada. Contoh Jakarta sebagai barometer nasional pusat pemerintahan Golkar saat ini menempati posisi ke 9. Bisa jadi pada pemilu 2024 Golkar ada pada posisi ke 5 menurut asumsi saya dia akan kalah dengan PDIP, Gerindra, Nasdem, PKB, mungkin akan kalah dengan PKS," ucapnya.

Partai Golkar akan selamat, masih menurumenurut dia, jika mampu menjawab lima pertayaan dari dirinya untuk para calon Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto dan Bambang Soesatyo.
"Pertama, apakah anda (Airlangga dan Bansoet) mampu dalam lima tahun kedepan menjadikan partai Golkar jadikan partai idiologi yang berkomitmen kepada negara dan bangsa," beber Agun.

"Kapan Fraksi dan DPP Golkar menyikapi radikalisme, ekonomi dan isu-isu lain nya yang merugikan rakyat dimana Golkar sebagai partai idiologi, kontribusi apa yang sudah diberikan oleh Golkar terhadap penyelengaraan pemerintahan baik di era SBY, dan Jokowi saat ini," tambahnya.
Yang kedua, lanjut Agun, apakah mampu Partai Golkar lima tahun kedepan betul-betul partai kader.

"Karena saya mempertayakan orang yang menjadi Gubernur, Bupati dan DPR saat ini saya pertayakan apakah mereka kader Golkar. Kenapa itu terjadi, karena kaderisasi tidak konseptional dan tidak berjalan. Yang seharusnya kaderisasi berjenjang," jelasnya lagi.

Yang ketiga, apakah Airlangga dan Bamsoet dapat menjalankan agresiasi kepartaian dalam melakukan sosilisasi dalam melakukan kaderisasi dengan konsisten rekrukmen dengan norma objektif AD/ART partai.

"Saya gugat Airlangga sodara Bambang Soesatyo menerapkan prinsip PDLT dalam setiap kebijakan," tegasnya.

Keempat, mampu kah Airlangga dan Bamsoet lima tahun kedepan menarik simpatik kaum milenial. "Pertayaan saya anak milenial mana yang sudah di rekrut ke Partai Golkar, harusnya aktivis-aktivis kampus," katanya.

Yang kelima, mampukan anda menjalankan pola managemen kepemimpinan apa itu leader ship, apa itu managemen harus dia bedakan.
"Kalau dia bisa menjalankan itu PDIP lewat apalagi Gerindra dan lain-lainya Golkar akan the winner pada 2024," tutup Agun. (*)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini