|

Ulur Waktu Di Puskesmas, Kepala Bayi Putus Tertinggal Dalam Rahim Ibunya di Bangkalan

Media Nasional Obor Keadilan | Bangkalan | Minggu, (10/03/2024)-
Pilu dirasakan ibu muda warga Desa Panpajung, Modung, Bangkalan bernama Mukarromah (25). Bayinya meninggal saat proses melahirkan dengan kepala terputus dan tertinggal di rahimnya.

Peristiwa itu terjadi saat proses persalinan di Puskesmas Kedungdung, Bangkalan yang seolah dipaksakan. Mukarromah datang ke Puskesmas itu bermaksud meminta surat rujukan ke rumah sakit karena bayinya sungsang.

Kisah Mukarromah itu terekam dalam sebuah video wawancara yang tersebar viral di media sosial. Dalam video itu Mukarromah menceritakan dengan rinci peristiwa memilukan bagaimana dia harus kehilangan anaknya.

Dalam kondisi yang lemah perempuan itu menyampaikan bahwa dirinya dua kali merasakan sakit pada saat melahirkan dan setelah operasi bedah untuk mengeluarkan kepala bayinya yang tertinggal di dalam rahimnya.

"Waktu itu datang ke bidan kampung, sama bidan kampung saya disuruh minta rujukan karena kondisi bayi sungsang dan lemah. Waktu sampai di puskesmas saya bilang mau melahirkan operasi di Bangkalan saya minta rujukan," ujarnya dalam video itu dilihat detikJatim, Minggu (10/3/2024).

Bukannya segera diberikan rujukan, dia justru dibawa ke ruangan bagian belakang di Puskesmas yang biasa digunakan untuk persalinan dan diminta untuk menunggu cukup lama.

Karena tak kunjung mendapatkan surat rujukan, Mukarromah kembali menanyakan kepada perawat di puskesmas itu sebab dirinya sudah khawatir dengan kondisi bayinya yang oleh bidan kampungnya disebut lemah.

"Iya bu sebentar, ibu mau diperiksa dulu. Saya mau telepon dokter Bangkalan dulu, saya mau wa," demikian kata sang perawat yang ditirukan oleh Mukarromah.

Selanjutnya, sang perawat menelepon bidan bernama Mega. Tidak berselang lama bidan tersebut datang dan menyatakan bahwa Mukarromah sudah bukaan 4, dan menyarankan agar melahirkan di puskesmas saja.

"Pas saya disuruh ngeden, belum dikasih apa-apa, belum disuntik, setelah agak lama saya dikasih suntikan pendorong, terus disuruh ngeden lagi terus saya nggak kuat, akhirnya patah badannya. Kepalanya tertinggal di dalam," ujar Mukarromah.

"Waktu itu ditarik saya nggak tahu. Soal dipotong apa nggak saya nggak tahu. Saya ngelihat bidannya pegang gunting, perut saya ditekan dan didorong. Karena saya nggak kuat, saya minta rujuk," kata Mukaromah.

Pada akhirnya Mukaromah dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Glamour Husada, Bengloa, Tanjung Jati, Bangkalan untuk dilakukan tindakan operasi mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal di dalam rahimnya.

Untuk mengonfirmasi kebenaran informasi itu, detikJatim menemui Faisol, paman mukarromah yang menyebutkan bahwa kejadian peristiwa itu memang terjadi pada Senin (4/3) dini hari.

Faisol yang mendapatkan kabar bahwa Mukarromah mau melahirkan sudah bermaksud untuk berangkat ke Bangkalan dari rumahnya di Desa Waru, Sampang. Tapi tidak lama kemudian dia mendapatkan kabar akan dirujuk.

"Sekitar Jam 03.00 WIB kamI dikabari jika Mokarromah mau melahirkan. Tapi paginya saya ditelepon lagi jika mau dirujuk," Kata faisol kepada detikJatim, Minggu ( 10/3/2024)

Faisol mengaku terkejut saat kembali mendapat kabar bahwa bayi keponakannya itu lahir dengan kondisi kepala terputus. Dia pun bergegas ke Puskesmas Kedundung untuk mengetahui kebenarannya.

"Waktu ditelepon saya setengah nggak percaya. Tapi langsung berangkat ke rumah sakit di Kamal itu, soalnya sudah dirujuk di sana," kata Faisol.

Faisol sengaja tidak memberitahu orang tua Mukarromah soal kondisi cucunya yang lahir badannya saja. Sebab ia khawatir orangtuanya syok sebelum tiba di lokasi.

"Saya sengaja tidak memberitahu orang tua mukarromah soal kodisi cucunnya, soalnya takut terkejut," ujar Faisol. (***)
Sumber: DetikJatim
Komentar

Berita Terkini