|

Jawab Tudingan Cina, Ketua Komisi 1 Meutya Hafid: RI Bebas Jalin Persahabatan, Dengan Pihak Manapun

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid (Foto: dok. Istimewa)

Media Nasional Obor Keadilan | Jakarta | Sabtu, (31/10/2020) - Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Mike Pompeo dituding sebagai serangan dan melakukan provokasi terhadap China. Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menegaskan Indonesia bebas menjalin persahabatan dengan negara manapun.

"Indonesia masih dan tetap menganut kebijakan politik luar negeri bebas aktif. Kebijakan polugri RI bebas menjalin persahabatan dengan negara manapun, termasuk AS dengan dilandasi oleh semangat perdamaian dunia," kata Meutya kepada wartawan, Jumat (30/10/2020).

Menurut Meutya, Indonesia berkepentingan menjaga agar konflik AS dan China tidak mengganggu stabilitas di kawasan. Ia pun mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjalin kerja sama bilateral dengan negara mana saja.

"Saya mendukung pemerintahan Presiden Jokowi untuk menjalin kerja sama bilateral dengan pihak manapun termasuk menerima kunjungan AS dengan rasa persahabatan, selama konstruktif dan membawa manfaat bagi masing-masing pihak," ucapnya.

Lebih lanjut, politikus Partai Golkar ini merasa Indonesia perlu menerima kunjungan dari para negara sahabat. Menurutnya, Indonesia membutuhkan kerja sama di bidang kesehatan untuk menghadapi pandemi COVID-19.

"Senagai DPR saya meyakini Indonesia dapat dan perlu menerima kunjungan negara-negara sahabat termasuk AS, apalagi dalam masa sulit seperti ini. Paling tidak kerja sama di bidang kesehatan melawan Covid, bidang perdagangan, pertahanan dan stabilitas kawasan," ucapnya.

Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian sebelumnya angkat bicara soal lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeoke Indonesia. Xiao Qian menuding Pompeo melakukan serangan terhadap China dan melakukan provokasi.

"Di tengah kunjungannya ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo telah melakukan serangan yang tidak berdasar terhadap Tiongkok, telah memprovokasi hubungan Tiongkok-Indonesia, serta telah mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan. Tiongkok menentang keras hal ini," ujar Xiao Qian dalam keterangan yang disampaikan di situs resmi Kedutaan Besar China, Kamis (29/10).

Xiao Qian juga menyebut AS sebagai provokator 'Perang Dingin Baru'. Menurutnya, adalah pilihan historis sekaligus pilihan rakyat yang memungkinkan Partai Komunis Tiongkok menjadi pemandu rakyat Tiongkok dalam melangkah pada jalur perkembangan yang sesuai dengan kondisi nasional Tiongkok sendiri.

"Tiongkok berkomitmen untuk membangun kerja sama bersahabat dengan negara-negara lain atas dasar Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai. Tiongkok juga berkomitmen untuk tidak mengekspor ideologinya ataupun mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Namun AS justru meluncurkan apa yang disebut 'Perang Dingin Baru', memprovokasi pertentangan ideologi, dan membangkitkan 'revolusi berwarna' di berbagai belahan dunia. AS juga secara brutal mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, bahkan tidak segan menggunakan perang dan mendatangkan malapetaka bagi dunia," kata Xiao Qian. (***)

Editor : Redaktur

Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan 

Komentar

Berita Terkini