|

HKBP Berdoa Secara Khusus, Terkait Pemerkosaan Alam Danau Toba Yang Kian Mencemaskan

Kepala Departemen Marturia HKBP Pdt DR Anna Vera Pangaribuan saat berkhotbah di HKBP Resort Sihite, Distrik III Humbang, Minggu 2 Juni 2019. Dan Foto Air Danau Toba mengalami pencemaran mengkhawatirkan, terlebih dengan hadirnya keramba jaring apung (KJA) milik perusahaan dan pribadi selama sekian tahun terus-menerus merusak kualitas air Danau Toba. (Foto Dok: Oborkeadilan.com)

Oborkeadilan.com | Pematangsiantar |  Enam distrik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berada di kawasan Danau Toba menggelar ibadah Minggu 2 Juni 2019, dengan tata ibadah berbeda dari sebelumnya.

Ibadah gereja berbahasa Batak, mulai dari nyanyian, khotbah, liturgi, dan refleksi terkait tema kerusakan Danau Toba dan lingkungannya. 

Kepala Departemen Marturia HKBP Pdt DR Anna Ch Vera Pangaribuan mengatakan, motivasi pihaknya menggelar ibadah bertema lingkungan berangkat dari keprihatinan melihat rusaknya Danau Toba saat ini.

Air Danau Toba mengalami pencemaran mengkhawatirkan, terlebih dengan hadirnya keramba jaring apung (KJA) milik perusahaan dan pribadi selama sekian tahun terus-menerus merusak kualitas air Danau Toba.

"Berangkat dari keprihatinan melihat semakin tercemarnya Danau Toba, kita membuat tata ibadah Minggu kali ini di enam distrik dengan bertemakan lingkungan," ujar Pdt Anna yang mengikuti ibadah di HKBP Sihite Distrik III Humbang.
HKBP menurut Pdt Anna, memiliki sikap yang jelas sejak lama tentang kondisi Danau Toba dan lingkungannya yang terus mengalami penurunan kualitas.

HKBP tidak berhenti menyuarakan itu, dan kali ini lewat tata ibadah bernapas lingkungan pertama sekali digelar sebagai bentuk implementasi sikap HKBP.

"Ibadah bertemakan lingkungan sengaja dilakukan hanya di enam distrik yang memang semua gerejaHKBP-nya ada di seputaran kawasan Danau Toba," terangnya.

Ke enam distrik itu yakni Distrik III Humbang, Distrik V Sumatera Timur, Distrik VI Dairi, Distrik VII Samosir, Distrik XI Tobahas, dan Distrik XVI Humbang Habisaran. Tak kurang 128 resort HKBP berada di enam distrik ini secara serentak ibadah dengan tema lingkungan.

Mengutip dari bagian refleksi tata ibadah HKBP tersebut, dalam bahasa Batak dan coba Tagar terjemahkan dalam bahasa Indonesia, disebutkan Tuhan adalah pencipta langit, bumi dan isinya. Tuhan menciptakan lembah, bukit, langit, air, laut, danau dan hutan yang begitu indah.
Setelah itu diciptakan manusia, untuk menguasai semuanya. Tetapi yangterjadi saat ini, justru rusaknya lingkungan yang membuat kehidupan manusia terancam. Karena kerakusan, hutan dibabat yang berakibat terjadinya pemanasan global.
Sudah semakin banyak ikan, binatang dan tumbuhan hilang. Udara pun kotor, dan tercemar. Akibatnya terjadilah bencana seperti banjir yang kemudian merusak pertanian, menghancurkan rumah-rumah warga dan menghilangkan nyawa manusia.
Demikian juga dengan limbah kimia dari KJA milik perusahaan dan pribadi membuat Danau Toba rusak, ikan hilang, air kotor, dan tanah kering tidak ada lagi sumber air bersih.

Dulu ada ucapan warga di kawasan Danau Toba, bisa meminum langsung air dari Danau Toba. Tapi sekarang tidak bisa, karena sudah tercemar limbah kimia.
HKBP terpanggil merawat ciptaan Tuhan. Implementasinya selain ibadah khusus Minggu 2 Juni 2019, juga bakal digelar Eco Pastoral Care atau kepedulian HKBP terhadap lingkungan khususnya Danau Toba.

Pdt Jonaren Purba dan Pdt Antoni Manurung sebagai ketua dan sekretaris kegiatan Eco Pastoral Caremenyebutkan, pada 18 Juni 2019 HKBP akan menabur benih ikan di Danau Toba.

Kemudian pada 30 Juni 2019 menanam pohon di pinggir kawasan Danau Toba, dan 5 Juli 2019 digelar seminar dengan topik, "Safe Lake Toba & Eco Care" di Balige, Tobasa. "Semua itu dalam rangka merawat Danau Toba memohon doa kepada Tuhan," sebut Pdt Jonaren Purba.[]
Sumber: https://www.tagar.id/tagarphoto/38924/HKBP

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN

Komentar

Berita Terkini