|

Gelombang Ekstrem, Puluhan Pemukiman Warga Pekon Jadi Korban

Ket foto : 10 Unit Rumah Mengalami Kerusakan, Satu Unit Rumah Hanyut Terbawa Ombak

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN I  Pesisir Barat Lampung  - Badan meteorologi Klematologi dan Geofisika (BMKG) sejak Minggu (22/7/2018) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk dan gelombang tinggi yang diprediksi, Selasa-Kamis (24-26/7), akan mencapai ketinggian 4 Meter hingga 6 Meter.
Wilayah perairan Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Lampung, masuk dalam salah satu wilayah di Indonesia yang masuk dalam rilisan BMKG terjadinya cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Benar saja, tercatat sejak, Selasa-Rabu dini hari (24-25/7), gelombang tinggi yang terus mengguyur di perairan Pesibar, berdampak pada puluhan rumah warga yang berdiri persis dibibir pantai, seperti di Kecamatan Pesisir Utara.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesibar, dampak gelombang tinggi terjadi di Pekon Kotakarang dan Pekon Kerbangdalam. Hasilnya, sebagian besar rumah yang terkena hantaman ombak besar mengalami kerusakan pada bagian belakang.
"Data yang berhasil kami himpun dilapangan sebanyak 10 unit rumah mengalami kerusakan, satu unit rumah hanyut terbawa ombak, beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa," kata Kepala BPBD Pesibar, Syaifullah.
Sementara itu salah seorang warga Kerbangdalam, Mizwar, mengatakan gelombang tinggi yang terjadi pada Rabu dini hari kemarin itu, merupakan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, meski cuaca buruk kerap terjadi, air laut tidak pernah sampai ke rumah-rumah warga.
"Ini merupakan yang pertama kalinya air laut masuk ke perkampungan, karena ombak yang terjadi saat ini sangat besar dan berbeda dari ombak meski musim angin barat sekalipun," ungkapnya.
Dijelaskannya, rumah-rumah yang mengalami kerusakan adalah rumah warga yang tidak dibatasi oleh talud, sehingga air laut langsung menghantam dinding rumah warga sehingga mengalami kerusakan.
"Sementara rumah warga lainnya yang dibatasi cukup aman, hanya saja air laut tetap masuk bahkan sampai menggenangi halaman rumah warga dengan membawa sampah, seperti kayu, buah kelapa, dan sampah lainnya," jelasnya.
Menurutnya, pembangunan talud harus dilakukan di pekon tersebut, sehingga rumah warga tetap aman, meski terjadi ombak besar. "Talud sebelumnya ada, tapi sudah hancur, sehingga air laut saat pasang seperti ini dengan mudah menghantam rumah warga," harapnya.(Rahardja)
Editor : Rahardja
Penanggung Jawab : Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini