|

Hidup saya karena terpanggil dari sang TELADAN


JAKARTA | Media Nasional Obor Keadilan | Berawal dari laut Cina Selatan di akhir bulan April 2010 (tanggalnya lupa), bahwa selama 12 tahun saya setelah lulus dari perguruan tinggi dan menjadi karyawan swasta di bidang kontraktor minyak dan gas bumi lebih banyak menghabiskan waktu di daerah pengeboran minyak baik darat maupun laut, di dalam maupun luar negeri. Saat itu saya ditugaskan bekerja ditengah laut Cina Selatan (kawasan Natuna), sekitar pukul 17.30 dimana sebatang rokok dan secangkir kopi menyertai kelelahan saya dalam keseharian bekerja sambil menonton TV (lupa stasiun televisi apa) yang jelas pada saat itu kebetulan siaran berita. Sebenarnya saya tergolong orang yang tidak suka nonton berita karena prinsip saya karir dan kerja adalah bagian utama dalam hidup ini guna memenuhi kebutuhan keluarga sehingga dunia politik dan siaran berita yang tidak terkait dengan pekerjaan bukanlah sesuatu yang menarik namun entah pada saat itu saya menjadi sangat serius ketika sang penyiar memberitakan ada seseorang yang terpilih menjadi Walikota dengan tingkat keterpilihan sebesar 92% versi perhitungan suara sementara pada saat itu, bagi saya ini sangat menarik meskipun selama 12 tahun saya melupakan informasi demikian namun sebagai bagian dari pelaku sejarah tahun 1998 di Kota asal saya bahkan pada saat itu menjadi bagian dari penggerak mahasiswa dalam rangka penuntutan SUHARTO untuk turun sebagai Presiden tentu dengan alasan yang sama yaitu SUHARTO kembali terpilih menjadi PRESIDEN dengan cara yang tidak wajar (terpilih lebih dari 90% suara), tentu kejadian ini sangat mengusik perjungan saya 12 tahun silam dimana cita-cita reformasi yang kami tuntut pada saat itu kembali dipertontonkan dalam pemilihan Walikota di Solo (menurut benak saya pada saat itu), hati saya pada saat itu demikian marah dan bergejolak mengingat perjuangan kami di tahun 1998 saya anggap dikhianati hari itu, jiwa patriotisme dan semangat kemahasiswaan saya pada saat itu muncul kembali, saya bertekad untuk harus melakukan sesuatu paling tidak ada keinginan saya untuk menghubungi kembali sahabat-sahabat seangkatan 1998 guna tindak lanjut anggapan penistaan perjuangan kami terdahulu. Pada saat itu juga saya bahkan mencari informasi dengan menggali segala sumber termasuk dari internet siapa sesungguhnya orang hebat dan kuat itu sehingga bisa membeli masyarakat dengan keterpilihannya sampai 92% lebih (anggapan saya terhadap orang kuat dimaksud sangat negative dan saya meyakini kemenangan itu tentu melalui kecurangan sama seperti era SUHARTO yaitu masyarakat Solo terbeli karena duit), bahkan saya sempat memesan Koran dari darat untuk dikirimkan ke Offshore esok harinya melalui Helikopter yang memang jadwalnya datang setiap hari  jam 09.00 pagi, namun ternyata pikiran negative saya berubah total dengan sekejap (hanya kurang dari 12 jam) dimana setelah saya menggali informasi baik dari media elektronik mupun media cetak yang saya terima dari darat, semua sumber menceritakan hal yang sama yaitu manusia yang penuh KESEDERHANAAN, JUJUR, PELAYAN, PENGABDI dan PEKERJA KERAS serta DICINTAI RAKYAT telah memenangkan kompetisi pemilihan Walikota Solo dengan sangat DEMOKRATIS.

Seketika itu juga saya menjadi tertarik untuk menggali informsi lebih jauh terhadap orang tersebut dan berjanji untuk mendukung orang seperti beliau tidak hanya menjadi pemimpin di kota kecil tetapi harus menjadi pemimpin masa depan di INDONESIA, saya lalu bergabung ke beberapa group media sosial pendukung bersangkutan dan setelah beberapa bulan kemudian terhembus berita bahwa yang bersangkutan akan dicalonkan guna berkompetisi menjadi DKI1, sayapun masuk dalam group itu dan melalui sosial media itulah kami mempropagandakan semua prestasi bersangkutan dan Syukur Alhamdulillah, Puji Tuhan yang bersangkutan akhirnya menjadi pemenang. Meskipun saya awalnya tidak terlalu senang dengan partai apapun tapi secara alami saya menjadi sangat simpati terhadap salah satu partai yang meskipun karena desakan rakyat banyak akhirnya memutuskan mengusung yang bersangkutan untuk dicalonkan sebagai CAGUB DKI, setelah beberapa bulan kemenangan itu, kemudian kembali dihembuskan bahwa pemilihan PRESIDEN segera dilaksanakan dan secara spontan dari ribuan member di media sosial kami sepakat untuk mendorong nama yang bersangkutan untuk kembali menjadi bagian dari pertarungan politik itu, saya masih ingat persis bahwa pada saat itu juga salah satu sahabat kami yang bermukim di Eropa langsung membuat group facebook dengan nama JPK – JOKOWI PRESIDEN KU dan saat itu dibuat sayapun langsung bergabung dan menjadi member (sangat mengejutkan karena waktu itu kurang dari 4 jam, membernya sudah lebih dari 2000 orang), dari group inilah yang akhirnya kami mempropagandakan sang TELADAN untuk terus didorong dan dicalokan menjadi PRESIDEN, terakhir sebelum saya keluar dari group itu memiliki anggota lebih dari 600 ribu orang dan saya adalah salah satu admin disana.

Begitulah akhirnya nama JPK menjadi bagian tak terpisahkan sehingga kemudian saya mendirikan organisasi ini dengan nama JPKP – JARINGAN PENDAMPING KEBIJAKAN PEMBANGUNAN yang nafas utamanya adalah pelayan dan pengabdian tempat berkumpulnya relawan yang terbebas dari warna-warni, tidak terafiliasi terhadap partai politik apapun tetapi tidak juga alergi terhadap warna-warni, tidak juga alergi terhadap partai politik sehingga JPKP terbuka bagi siapa saja yang terpanggil mau mengabdi.

Roh JPKP adalah BLUSUKAN, KESEDERHANAAN, KEJUJURAN, PELAYAN, PENGABDI dan PEKERJA KERAS

MOTTO :
Bottom Up, Citizens Journalism...!!!!
Bertumbuh dan berbuat serta berfikir dari hal-hal terkecil dilingkungan terdekat disekitar kita menuju karya yang besar, menjadi pewarta warga yang sesungguhnya dengan datang – melihat – berbicara – berbuat – mendengar - memberikan solusi dan saran – melaporkannya dengan santun dilengkapi dengan data factual di lapangan...!!!!

Salam sang TELADAN…

Maret Samuel SUEKEN
PENDIRI/KETUA UMUM
Komentar

Berita Terkini