|

Protes Aparat Desa Soal Bansos Berujung Penghinaan Dan Pengancaman, Warga Matio Balige Melapor ke Polisi

Foto: Korban pelapor warga Matio, Balige. 
BALIGE | OBORKEADILAN.COM | Selasa, ( 02/06/2020 ) - Seorang warga Matio Balige inisial BVP, hari ini mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Kepolisian Resort (POLRES) Toba. Kepada wartawan, BVP mengatakan bahwa dirinya baru saja menyerahkan surat yang ditujukan kepada Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Toba. Menurutnya, surat kepada Kapolres tersebut diserahkan kepada petugas di SPKT lengkap dengan tanda terima. Ditanya wartawan mengenai perihal laporannya, BVP Mengatakan bahwa dirinya menjadi korban penghinaan dan pengancaman via akun Whattsapp miliknya yang diikuti dengan penghinaan secara langsung yang dilakukan oleh salah seorang warga sekaligus oknum anggota Badan Permusyaearatan (BPD) Desa Matio berinisial LP.

Kepada Wartawan, BVP Menceritakan bahwa masa-masa adanya pembagian berbagai jenis Bantuan Sosial (Bansos) oleh pemerintah seperti sekarang ini, di beberapa tempat di Desa Matio ada terpampang pengumuman yang berisikan daftar nama penerima Bansos. Dalam pengumuman tersebut BVP menemukan nama istrinya terdaftar sebagai penerima Kartu Keluarga (KKS). Setelah melihat pengumuman tersebut, BVP mendatangi kantor Kepala Desa dan meminta agar nama istrinya dihapus dari daftar karena fakta yang ada, menurut BVP, istrinya tidak lagi bisa mempergunakan Kartu KKS tersebut sebab saldonya selalu nol. 

Ditambahkan Oleh BVP, KKS atas nama istrinya itu tidak lagi bisa digunakan sejak kartu tersebut pernah diminta oleh oknum perangkat desa (kadus) sekitar awal tahun 2020 ini. Lanjut, BVP mengatakan bahwa dirinya merasa perlu menyampaikan permintaannya kepada pemerintah desa sebab dirinya curiga telah terjadi akal bulus dalam pembagian bansos bansos ini. 

Karena menurutnya ada beberapa oknum yang sebenarnya telah mendapat bansos jenis KKS, namun tidak dicantumkan dalam pengumuman ini, sementara istrinya yang tidak lagi mendapat bansos, malah dicantumkan sebagai telah mendaoat bansos. Berharap mendapat tanggapan positip dari pemerintah Desa, yang didapat malah penghinaan dan ancaman via chatt whattsapp yang dilanjutkan penghinaan langsung yang dilakukan oleh oknum anggota BPD berinisial LP.

Ditanya soal Penghinaan dan ancaman yang dimaksud, kepada wartawan BVP menunjukkan photocopy hasil tangkapan layar (sreenshot) dari HP Android miliknya yang berisikan chat-chat masuk dan keluar. Seraya menunjukkan itu, BVP kembali melanjutkan keterangannya bahwa pada hari Rabu (27/02) sekitar jam 10 malam, LP dengan mengenderai sepeda motor datang ke halaman rumah tempat tinggalnya, bolak balik datang dan pergi sambil berteriak antara lain:" sudah tidur rupanya si bangsat itu, keluar kau tolol, bangsat". Berulang ulang hal itu terjadi, BVP pun akhirnya BVP pun bangun dari tidurnya dan menghampiri LP yang sudah menunggu di halaman. 

Ditanya yang terjadi selanjutnya, BVP menjawab: "sekitar lima menit, saya dan istri adu mulut dengan nada tinggi dengan LP, Kepala desa (RP) pun menyusul. Setibanya di tempat kejadian, kepala desa berkata kepada saya: "ditanda ho do au kan?, istrikku mai na nidokkon mi". Tak lama, datang pula PP kakak perempuan kades berdua dengan temannya PS. Seketika datang pula JS (ponakan LP). 

Melihat situasi itu, anak-anak saya yang masi kecil sangat ketakutan, dengan menangis ketakutan, dua anakku yang masih kecil lari ke dalam rumah dan bersembunyi di dapur. Sekira lima menit saya dan istri saya dan anak gadis saya adu mulut lagi dengan semua mereka yang datang ke halaman rumah saya tadi, akhirnya kepala Desa RP pun mengarahkan LP untuk pulang. Mereka pun pergi. "Demikian BVP bercerita.

Ditambahkan lagi oleh BVP, Setelah peristiwa pada malam itu, pagi hari dirinya pergi ke kedai teh yang ada di desa Matio. Tidak lama duduk di kedai, LP menyusul. Saat BVP hendak pulang meninggalkan Kedai tersebut, LP yang duduk dekat pintu kedai; melemparkan bungkus rokok ke arahnya.

Masih menurut BVP, atas kejadian ini, pada hari Kamis (28/05), dirinya pergi ke kantor Polsek Balige, disana dia menceritakan semua yang dialami dan membagikan chat chat Whattsapp terkait peristiwa ini yang ada dalam Android miliknya ke Akun WA  oknum anggota polsek Balige berinisial S.
Melihat Tidak ada tindak lanjut dari polisi, Besok harinya Jumat(29/05), BVP kembali mendatangi kantor Polsek Balige. Saat disana dia kembali menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada empat orang anggota polisi yang ada di SPKT.

Selanjutnya BVP mengatakan kepada wartawan, Melihat, merasa dan mendengar tidak adanya tindak lanjut atas apa yang disampaikannya di polsek Balige, Pada hari ini Selasa (02/06), dia pun melapor ke Polres Tobasa dan membuat surat pengaduan yang langsung dialamatkan kepada Kapolres Tobasa.

Di akhir keterangannya, lewat para wartawan yang meliput keterangannya ini, BVP berharap Kepada Kapolres Tobasa agar dapat menindaklanjuti laporan pengaduannya sesuai hukum yang berlaku di negara ini. (vp)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini