|

Diberitakan Terkait Luapan Limbah, PT ADEI P&I Mendadak Membuat Kolam Limbah Tambahan

Foto: PT. ADEI P&I yang berlokasi di desa muara basung kecamatan pinggir kabupaten Bengkalis propinsi Riau tampak "bergegas" melakukan penggalian tambahan kolam buangan limbah di area Perkebunan HGU milik mereka.

OBORKEADILAN.COM| Pinggir-Bengkalis, Riau| jum'at, (3 /1) Mungkin akibat merasa "risih" atau memang untuk strategi agar tidak selalu disalahkan oleh publik atas luapan limbah yang selalu disebut-sebut miliknya, akhirnya PT. ADEI P&I yang berlokasi di desa muara basung kecamatan pinggir kabupaten Bengkalis propinsi Riau tampak "bergegas" melakukan penggalian tambahan kolam buangan limbah di area Perkebunan HGU milik mereka.
Berikut Durasi video Hasil Liputan Eksklusif Wartawan Media Nasional Obor Keadilan 
Hal tersebut terpantau oleh awak media beberapa waktu lalu, awalnya galian tersebut diduga hanya penggalian paret biasa, namun setelah diselidiki ternyata untuk menambah kolam limbah yang sebelumnya memang masih belum memadai menampung limbah pabrik kelapa sawit milik perusahaan milik warga negara jiran tersebut apabila musim penghujan, sebab air limbah dari kolam limbah akan meluap akibat tidak mampu menampung buangan limbah, dan akhirnya mengalir melalui sungai penggiri dan selanjutnya searah aliran arus air, limbah tersebutpun sampai ke sungai mandau yang berada di desa kuala penaso.
Berikut ini link berita yang sudah ditayangkan Media Nasional Obor Keadilan sebelumnya https://www.oborkeadilan.com/2019/12/limbah-pks-ptadeibunuh-mata-pencarian.html
Dengan judul: Limbah PKS PT.ADEI,"Bunuh" Mata Pencarian Warga Kuala Penaso Riau
Hal dugaan tersebut diungkap beberapa warga dan nelayan air tawar yang sebelumnya sudah terdaftar di kementrian kelautan dan perikananan sejumlah 40 orang itu bukan tanpa alasan yang jelas, sebab menurut mereka sumber limbah dengan jarak terdekat ke sungai penaso hanya PT. ADEI P&I, dan luapan limbah tersebutpun sudah menjadi rahasia umum selama ini, namun, setiap ada pengurus keterwakilan para nelayan yang mengeluh ke kantor PT. ADEI, selalu pulang dengan "amplop" sehingga penyelesaian tidak kunjung didapat, dan akhirnya sekarang mereka hanya bisa diam.

Hal tersebut dikatakan oleh "pak sem" salah seorang nelayan air tawar warga penaso, pria tua berdarah melayu itu mengungkapkan kekesalannya akibat limbah, pasalnya dari 40 "bubu" (alat tangkap/ perangkap ikan nelayan air tawar) yang dimilikinya, hanya 1 ekor ikan yang dia dapatkan, Hal tersebut menurutnya sudah menjadi "makanan" tiap tahunnya, " percuma kalau kito nak melapor, ketua nyo dah dapat amplop dari PT ADEI", keluhnya dengan logat melayu yang kental.

Berita terkait : https://www.oborkeadilan.com/2019/12/media-tantang-manegement-pt-adei.html

Terkait penambahan kolam limbah yang baru-baru ini digali oleh Pihak perusahaan industri kelapa sawit itu, salah seorang karyawan mengatakan bahwa galian tersebut mulai dikerjakan lebih kurang satu minggu setelah adanya pemberitaan terkait luapan limbah di sungai mandau yang berada di desa kuala penaso, sumber yang bersedia diwawancara namun tidak mau dipublikasikan identitasnya dalam pemberitaan ini juga menjelaskan bahwa, ada lebih dari dua puluh galian yang sekarang sudah selesai di buat, namun tetap saja menurutnya penampungan itu tidak akan mampu menampung kapasitas limbah saat musim penghujan, pasti akan tetap meluap, dan luapan tersebutlah yang akhirnya mengalir ke sungai, Ujarnya.

Menurut hasil pantauan awak media dilapangan, galian yang baru dibuat untuk menampung limbah tersebut sudah mulai di isi, saluran limbah yang dialirkan melalui pipa saluran terlihat sudah mulai memenuhi beberapa lubang galian, dan bau menyengat limbah juga sudah mulai terasa menyengat, bau limbah yang sama yang juga pernah kami hirup saat melakukan penelusuran sungai mandau yang berada di desa kuala penaso dan sungai penggiri, selanjutnya hal ini tidak akan hanya sampai disini, mengingat para nelayan air tawar tersebut telah terdaftar di Kementrian Kelautan dan Perikanan ( KKP ), maka dalam hal ini pihak KKP harus turut hadir dalam menentukan nasib para Nelayan di sepanjang aliran sungai mandau khususnya yang berada di desa kuala penaso, kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis, Riau. ( Ka. Wil Riau )

Editor : Redaktur 
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan 
Komentar

Berita Terkini