Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Selasa, (11/08-2020) - Pandemi COVID-19 merupakan salah satu mimpi buruk yang saat ini sedang dialami seluruh dunia, termasuk Negara kita, Indonesia. Sebenarnya banyak sekali wabah lainnya yang pernah terjadi di dunia seperti wabah virus flu H1N1 yang terjadi pada tahun 1918 yang mana menginfeksi hampir 500 juta orang di seluruh dunia. Namun perbedaan pandemi ini dengan wabah- wabah lainnya adalah virus Corona ini sudah berevolusi sehingga tidak mudah mati begitu saja, penyebaran dapat terjadi secara cepat, perkembangbiakan virus juga sangat cepat, serta waktu yang diperlukan untuk merusak jaringan tubuh pun dalam durasi waktu yang lebih cepat dari virus- virus lainnya.
Salah satu negara yang turut merasakan dampak negatif dari wabah ini adalah negara Indonesia. Indonesia ialah salah satu negara yang sedang mengalami wabah ini, walaupun pada awalnya Indonesia tidak menemukan kasus positif COVID sementara negara -negara tetangga sudah diserang oleh virus yang berasal dari Wuhan, China ini. Adapun kasus positif pertama di Indonesia seperti yang kita tahu telah dikonfirmasi pada awal bulan Maret dengan tiga pasien positif yaitu seorang ibu dan dua anaknya. Menurut pemberitaan, ketiga pasien tersebut sebelumnya kedatangan tamu dari Jepang yang kemudian dinyatakan positif COVID-19.
Adanya kasus ini membuat pemerintah mengeluarkan perintah lockdown yang mana banyak sekali aspek seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan yang juga mengalami keterhambatan dalam prosesnya. Perintah lockdown memang salah satu alternative demi menghentikan pandemic ini, namun pertanyaannya adalah sampai kapan?
Adanya pembatasan sosial dan lainnya merupakan dunia yang tidak sehat bagi perkembangan anak-anak, dimana pada dasarnya mereka perlu mengeksplor hal-hal baru dan melakukan aktivitas sosial agar saling mengenal dan beraktivitas layaknya anak-anak pada umunya.
Tak jarang banyak anak-anak melakukan kegiatan yang tidak sehat demi melapiaskan kebosanan, salah satunya adalah bermain game dalam durasi yang tak wajar. Sehingga orang tua memeran peranan yang sangat penting untuk perkembangan anaknya selama pandemic ini. Orang tua yang terlalu sibuk dan tidak memiliki waktu bersama anak justru memperparah keadaan. Harusnya dengan berbagai macam keterbatasan interaksi sosial, orang tua turut membangun interaksi antar anggota keluarga sebagai alternative. Sehingga penting sekali mendampingi anak dalam melakukan berbagai macam aktivitas di tengah pandemic.
Karena pada dasarnya aktivitas sosial dalam keluarga sudah dipelajari pada sosiologi keluarga. Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi dalam sebuah keluarga atau adanya kelompok orang yang disatukan pada sebuah ikatan keluarga yang mana saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dan menimbukan peranan sosial bagi ibu dan ayah, orang tua dan anak, adik dengan kakaknya dan lainnya.
Ilmu tersebutlah yang perlu diterapkan semaksimal mungkin agar anak-anak mendapatkan aktivitas sosial walaupun dalam lingkungan keluarga. Sehingga mereka tidak gagap jika harus berinteraksi secara langsung dengan orang-orang lain pada masa yang akan datang.
Jadi, peran orang tua dalam mendampingi anak memang sangat penting bagi pertumbuhan mental dan sosial. Sehingga perlu sekali menerapkan hal-hal kecil sekalipun agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan serta tidak menjadikan pandemic sebbagai penghambat perkembangan anak dalam mendapatkan interaksi sosial.
IDENTITAS PENULIS
Nama: Diah Rahmadaniah Sitompul
Jurusan: Sosiologi Agama
Fakultas: Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
