|

Abu Bakar Ba'asyir: Dulu Saya Nilai Syirik Setelah Kupelajari Pancasila Dasar Negara? Ya

Media Nasional Obor Keadilan| Jakarta (2/08-2022), Sepuh lanjut usia merupakan masa masa akhir hidup setiap orang, momentum ini banyak digunakan oleh kaum lansia untuk hal hal yang jauh lebih fokus dibandingkan masa mudanya. 

Bermacam bisa dilakukan, ada yang kian mendekatkan diri kepada Allah, banyak olahraga, sebagian mengevaluasi mengenang segala pemikiran bahkan prinsip hidup.

Tak hanya prinsip terhadap keluarga bisa saja akan pandangan politik, hal ini mungkin menjadi dasar utama menjadikan Abu bakar Ba'asyir merenung sejenak haluan politik pemikirannya hingga akhirnya dengan gambaran tegas jelas lugas ia mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara. ya dulu saya anggap itu musryk ucap nya pada tayangan video yang beredar luas itu.

Terpantau oleh media nasional obor keadilan diberbagai platform bahwasanya Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud akhirnya mengakui ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Pengakuan Abu Bakar Ba'asyir pada Pancasila diabadikan dalam video 0.40 detik lewat akun Remaja Muslim @Pencerah_ (23/7). Yang dipercaya diambil di tahun 2022. Ini Video kalian bisa lihat 

Abu Bakar Ba'asyir mengakui Pancasila karena ia menilai sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa sebenarnya berdasarkan ajaran Tauhid.

“Mengapa para ulama menyetujui Pancasila? Karena dasarnya adalah Tauhid, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,” ungkapnya.

Abu mengatakan beberapa tahun lalu, ia memandang Pancasila adalah tindakan syirik, “Tapi itu dulu,” ujarnya.

Setelah saya belajar, “Saya tidak memahami kemungkinan ulama melakukan tindakan syirik,” ujarnya. Pancasila itu dasarnya Tauhid dan cocok untuk Bangsa Indonesia, “Ini pengertian saya terakhir,” tulisnya.

Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud adalah tokoh Islam di Indonesia. Ia dianggap memiliki kaitan dengan aksi terorisme di Indonesia.

Ba'asyir merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min, erat dengan Jemaah Islamiyah (JI), yang dituding beraliansi dengan Al-Qaeda.(*)

Editor: Redaksi 

Penanggung Jawab: Obor Panjaitan 

Komentar

Berita Terkini