|

GATOT MANTAN PANGLIMA TNI YANG MALANG

Oleh: Saiful Huda Ems. Media Nasional Obor Keadilan | Mungkin di antara mantan Panglima TNI yang hidupnya malang, tak memiliki wibawa dan kharisma hanyalah Gatot Nurmantyo (GN). Mantan jenderal satu ini memang dengar-dengar merupakan orang kaya raya, karena kedekatannya dengan tokoh mafia hitam, tanahnya menjadi luas dan ada dimana-mana. Mungkin karena kaya raya dan pengaruh pangkatnya itu dulu itu, dia penuh percaya diri dan konon suka ngapelin KOWAD-KOWAD cantik dimana-mana, dan mengoleksi istri dimana-mana. 

Gatot ada di mana-mana, pikirannya tak pernah fokus dan selalu kemana-mana, tergantung kemana angin berhembus begitulah syahwat politiknya memuncak. Seperti orang yang sedang mengalami ereksi di ranjang pergulatan politik sampai kemudian terjadilah ejakulasi politik dini: halusinasi kekuasaan ! Wes, gitu saja saya menggambarkan sosok mantan jenderal yang selalu gagal total alias Gatot ini. Sedikit pakai bahasa Vicky Prasetyo saja, emangnya untuk apa dia dikomentari dengan bahasa yang berat-berat, wong lihat wajahnya saja juga sangat lucu, tak mencerminkan wibawa mantan Panglima TNI. 

Ketika Ahok didemo (212) Gatot membela Pemerintah, memuji-muji Presiden Jokowi setinggi langit, namun ketika tak lagi menjabat dan orang-orangnya yang sebelum ia berhenti jadi Panglima TNI ditempatkan di pos-pos jabatan strategis TNI dipretelin oleh Panglima TNI penggantinya yang baru, Gatot mulai berubah dan berbalik 180 derajat mencaci maki Presiden Jokowi. Lama ia berusaha menempel ke kubu RHS dengan FPI nya, namun nampaknya RHS tak ingin disainginya, maka bersama para kakek-kakek tua gelandangan politik lainnya, Gatot mendirikan Ormas Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Sayang, kali ini ejakulasi politiknya gagal lagi, para operatornya ditangkapi Polisi setelah terbukti memprovokasi para demonstran UU Cipta Laksana Kerja Omnibus Law, dan Gatot menggelandang lagi. Mau orasi politik di berbagai kota namun setiap datang di daerah-daerah belum turun dari mobil juga sudah diusir warga. Dia bersama Kakek Amin Rais juga pernah ingin bertemu KAPOLRI namun ternyata Gatot hanya ditemui petugas piket penjaga Mabes Polri saja, malang sekali nasibnya bukan? Itulah Gatot yang selalu gagal total. Berkali-kali memprovokasi prajurit-prajurit TNI juga selalu diabaikan. 

Namun bukan Gatot namanya kalau dia berhenti sebelum ejakulasi politik kekuasaannya tercapai. Setelah terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Deli Serdang dia bicara di depan wartawan dengan bunga-bunga halusinasinya,"Saya pernah didatangi pendiri Partai Demokrat untuk mengambil alih kepemimpinan AHY, namun saya tau diri, maka saya tak mau". Kata Gatot. Nah, karena sekarang ini saya mulai dekat dengan para pendiri Partai Demokrat, saya bertanya pada beliau-beliau itu, benarkah ucapan Gatot itu? Dan semua yang saya tanya menjawab,"Gak ada satupun dari kami yang mendatangi Gatot. Itu mengada-ada". Nah, kan...

Selesaikah disitu ngawurisme Gatot ini? Tidak ! Kemarin ia bicara lagi di depan para wartawan, katanya Pak Moeldoko itu tidak beretika karena mau-maunya Pak Moeldoko itu datang ke acara KLB dan mau-maunya didaulat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Itu kan tak beretika, katanya. Loh, bagaimana ini Pak Gatot, kalau tak beretika itu anda hubungkan dengan SBY yang pernah mengangkat Pak Moeldoko menjadi Panglima TNI, lalu bagaimana dengan anda yang pernah dididik dan dibentuk oleh Pak Moeldoko ketika Pak Moeldoko menjadi KASAD dan Panglima TNI? Kenapa Pak Gatot tak menghormati pilihan politik Pak Moeldoko? Lagian Pak Gatot harus tau dan mengerti, Pak Moeldoko dulu diangkat oleh SBY itu memang sudah sesuai dengan kapasitasnya, sudah sesuai dengan aturannya, lah kenapa Pak Moeldoko harus merasa berhutang budi pada SBY? Pilihan politik Pak Moeldoko adalah hak personal beliau sebagai warga negara dan dijamin oleh konstitusi, jangan disalahkan !...(SHE).

16 Maret 2021.

Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan pemerhati politik.

Komentar

Berita Terkini