|

QUO VADIS REFORMASI Dalam khazanah ilmu Ekonomi ada konsep yang disebut _freerider_, yakni penunggang gelap


Penulis : Dr. Kun Nurachadijat. 
_Ketua Presidium Sidang Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi se-Indonesia 1996_

Suatu Kesaksian:

Opini | Media Nasional Obor Keadilan | Reformasi kala itu bergerak dengan suatu kekuatan bak air bah. Tidak tertahan, tidak ubahnya penggelindingan sebuah bola salju.

Ada banyak teori menyertainya, ada yang mengatakan ABRI yang mendalangi, ada yang menuduh CIA, ada yang berpendapat itu murni _driven_ dari mahasiswa.

Entah yang mana yang kuat, yang jelas ketika NKK BKK kucabut a.n Pertemuan Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) se Indonesia di Samarinda 1996, gaung & gema delegitimasi Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi bak efek kartu domino. Dan saya tegaskan, pencabutan atas Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK BKK) yang merupakan ide gemilang mendikbud Daoed Jusuf dalam memasung daya kritis mahasiswa, itu tidak ada dalang. Murni kami sebagai para utusan dari semua perguruan tinggi se Indonesia (senada dengan kesaksian Sdr Indra Jaya Piliang, utusan UI, yang juga terlibat langsung dalam sidang tersebut).

Satu persatu legitimasi dari mahasiswa atas senat mahasiswa perguruan tinggi nya rontok.

Sepasca Samarinda itu, kami para penggiat Forum Komunikasi SMPT se Indonesia yang seolah selama Orba adalah sel tidur, kala itu mendadak sontak aktif menyadarkan para mahasiswa di kampusnya masing masing tuk berani menyuarakan nurani.

Saya sendiri sebagai Ketua Presidium SMPT se Indonesia, tatkala sebagai Ketua Orientasi Perguruan Tinggi UI 96 dari unsur mahasiswa di kampus sendiri (UI), berupaya terus mengelorakan hasil Samarinda itu sebagai inspirasi kemanapun & siapapun. Diantaranya pada 8000 an mahasiswa baru UI 96 berupa penanaman trik & cara berdemo. Langkah ini diawali dgn lambang OPT UI 96 yg 99% adalah designanku agar Mahasiswa UI bersatu.

Ada secercah kebanggaan & haru, dimana Adinda Yun Hap mahasiswa FTUI 96, ketika gugur bersimbah darah terterjang timah panas aparat, emblim Mahasiswa UI bersatu 96 rancanganku yang tertempel pada jaket kuningnya, setia menyertai hingga Yun Hap gugur mninggalkan kita selamanya.

Kembali ke _Freerider_, ternyata fenomena _freerider_ itu selalu ada dan tetap ada. Ia merupakan axioma atas suatu kejadian.

Sepasca reformasi, saya merasa kekuatan _freerider_ benar benar bak tsunami. Mendadak sontak mereka yang tidak kunotifikasi seputar 1996, 1997 & bhkan 1998 sendiri lantas mengklaim diri sebagai reformer sejati.

Tapi sudahlah, itu sudah axioma bagian dari hukum alam. Hanya saja yang sangat disesalkan, apabila _freerider_ reformasi itu  menjadikan reformasi hanya sebagai modal membesarkan diri untuk kembali ber _attitude_ buruk seperti jaman sebelum reformasi, korupsi kembali mencuat bahkan lebih parah dari jaman sebelumnya.

Dalam kondisi seperti ini, bila tidak brpikir komprehensif, kadang terasa ada sesal mngapa dulu Orde Baru dijatuhkan. Namun disisi lain dari jiwa ini menegaskan bahwa ini adalah kodrat jaman, bagian dari proses metamorfosa bangsa ke arah kematangan. Dan itu saya sampai kapanpun meyakininya. Insya Allah.

Kepalkan Jari Jadi Tinju, Ul UI Kampusku!


Dr. Kun Nurachadijat.
_Ketua Presidium Sidang Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi se-Indonesia 1996_

Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini