|

Kedatangan Tentara Inggris di Surabaya: Misi Pelucutan Jepang dan Kepentingan Belanda pada Oktober 1945

Penulis: Obor Panjaitan, Jurnalis Indonesia, Ketua Umum IPAR (Ikatan Pers Anti Rasuah)

Media Nasional Obor Keadilan Jakarta (10/11-2024) Surabaya, Oktober 1945. Kota yang dikenal sebagai pusat perlawanan rakyat Indonesia ini menjadi saksi kedatangan tentara Inggris yang membawa misi penting pasca Perang Dunia II. Sebagai salah satu pemenang dalam perang tersebut, Inggris mendapat mandat dari Sekutu untuk melucuti persenjataan tentara Jepang serta membebaskan para tawanan perang di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Sumatra dan Jawa.

............Kedatangan tentara Inggris ini tak sekadar untuk melaksanakan tugas pelucutan. Di balik misi resmi tersebut, tersembunyi agenda terselubung yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada Agustus 1945, kekosongan kekuasaan terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda, yang selama ini berusaha mengklaim kembali kekuasaannya, melihat kesempatan emas melalui kedatangan pasukan Inggris sebagai bagian dari upaya untuk merebut kembali kendali atas wilayah yang sebelumnya dikuasai Jepang.

Namun, kedatangan tentara Inggris ini mendapat perlawanan keras dari para pejuang kemerdekaan Indonesia. Mereka menyadari bahwa kehadiran pasukan asing, yang membawa serta kepentingan Belanda, merupakan ancaman bagi kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Perlawanan di Surabaya pun tak terelakkan, yang akhirnya memicu pertempuran sengit pada November 1945, dikenal sebagai Pertempuran Surabaya.

.........Kisah kedatangan tentara Inggris di Surabaya ini menjadi salah satu babak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan heroik para pejuang di Surabaya berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia siap mempertahankan kemerdekaan yang telah mereka raih dengan penuh pengorbanan.[]

Laporan ini ditulis oleh Obor Panjaitan, Jurnalis Indonesia yang juga Ketua Umum IPAR (Ikatan Pers Anti Rasuah).


Komentar

Berita Terkini