OBORKEADILAN.COM| JAKARTA| Perayaan Puncak "Taon Parasinirohaon" Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Taman Mini Resort Taman Mini, Jakarta Timur, pada Minggu (10/10/2019), berlangsung hikmat, unik, dan menarik. Sebabnya, mulai detik pertama hingga ibadah berakhir prosesi perayaan itu sarat dengan tatacara adat istiadat Batak Toba dengan iringan musik tradisionil Batak gondang uning-uningan.
Bukan hanya itu, mulai dari jajaran panitia pelaksana, para pendeta, para penatua (sintua) serta warga jemaat yang mengikuti Perayaan Puncak "Taon Parasinirohaon" HKBP Resort Taman Mini itu serentak mengenakan ulos (kain tenun khas Batak) dan sortali (ikat kepala) yang kerap digunakan pada perhelatan resmi upacara adat Batak Toba.
Di lain sisi, lagu-lagu ibadah dan perayaan yang dibawakan dalam berbahasa Batak Toba itu seringkali juga menuturkan kata-kata "umpasa" atau pantun dalam kesusastraan suku Batak, sebagaimana dalam upacara-upacara resmi adat Batak yang ada di kampung halaman (bona pasogit) atau di perantauan (parserahan).
Dari sebanyak sepuluh wilayah (Wijk) warga jemaat HKBP Resort Taman Mini tersebut, masing-masing wijk mempersiapkan persembahan kasih (silua) berupa sejumlah uang yang dirangkai pada sebatang dahan kering untuk kemudian diserahkan melalui Panitia Pelaksana Perayaan Puncak "Taon Parasinirohaon" HKBP Resort Taman Mini. Selain itu ada pula persembahan kasih dalam bingkisan (parsel) buah-buahan, makanan khas Batak (ikan mas, saksang, dan panggang), serta minuman ringan (soft drink). Sebagian anggota rombongan wijk dari kaum ibu juga terlihat sedang menjunjung semacam supit yang dinamai "tandok" berisikan beras. Beras ini dinamai beras "Sipirni Tondi" atau beras peneguh jiwa.
Pada saat persembahan kasih oleh masing-masing rombongan wijk akan diserahkan ke panitia pelaksana perayaan itu, terlebih dahulu juru bicara (raja parhata) dari rombongan wijk tersebut menyampaikan "umpasa" sebelum juru bicara meminta iringan musik (gondang) Batak. Setelah itu barulah kemudian rombongan wijk menari-nari (manortori) dalam tarian Batak (tortor) sambil mengikuti hentakan alunan musik Batak gondang uning-uningan.
Sebelum dan sesudah manortori seringkali juru bicara rombongan wijk menuturkan kata-kata "umpasa", sebagaimana dalam upacara-upacara resmi adat Batak umumnya.
Perlu untuk diketahui, ibadah inkulturasi Batak Toba ini merupakan penyesuaian ibadah dalam konteks kebudayaan lokal (daerah) yaitu, ibadah dengan tatacara adat istiadat Batak Toba. Pastinya, melalui ibadah inkulturasi Batak Toba ini diharapkan mempunyai dampak positif terhadap anak-anak sekolah minggu, remaja, dan muda-mudi (naposo bulung) HKBP Resort Taman Mini untuk lebih dekat lagi dalam mengenali dan mencintai adat budaya Batak Toba serta ikut melestarikannya.
Sementara program kegiatan "Taon Parasinirohaon" HKBP Resort Taman Mini yang selama ini sudah dilakukan antara lain yakni, menyalurkan bantuan bagi warga jemaat para penyandang disabilitas, warga jemaat yang mengalami penyakit menahun, beasiswa pendidikan, dan bantuan kepada tiga gereja yang berada di perkampungan (bona pasogit) seperti HKBP Prancis di Sibolga (Tapanuli Tengah), HKBP Sitanggor di Kecamatan Muara (Tapanuli Utara), dan HKBP Muara.
Adapun penatalayan ibadah inkulturasi Batak Toba ini dipandu oleh Pendeta HKBP Resort Taman Mini Pdt Bonar H Napitupulu, S.Th (liturgis 1), Pdt Sumanggar Naibaho, S.Th (liturgis 2), Pdt Tetty Sihombing (pembaca warta jemaat), Pdt Luhut Hutajulu D.Min (pendoa syafaat), dan Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Pdt Midian KH Sirait, M.Th (pengkhotbah).
Sedangkan jajaran panitia pelaksana perayaan yakni, St Demak Hutasoit (ketua), St Thamrin Sianipar (wakil ketua), Ny. St L Simarmata br Manurung (sekretaris), Ir B Silaban (wakil sekretaris), St Niko Silitonga (bendahara), Ny. Naibaho br Siregar (wakil bendahara) serta didukung oleh koordinator dari setiap wijk, petugas perlengkapan, dan bagian terkait lainnya. (EP)
Berita ini Dokumentasi yang di Himpun Media Nasional Obor Keadilan
Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan