|

Peletakan Batu Pertama Monumen Tugu D.I Panjaitan Setinggi 8 Meter Digelar di Kecamatan Silaen


OBORKEADILAN.COM | TOBASA-SUMUT,
Bertempat di Desa lumbantor Natolu tali kecamatan Silaen kab Tobasa dilaksanakan acara peletakan Batu pertama pembangunan monumen atau tugu pahlawan nasional Mayjend D.I. Panjaitan Sabtu ( 24 agustus 2019 ).

Menurut sumber bahwa besar anggaran tahap pertama untuk pembangunan monumen DI Panjaitan ini berkisar Rp 10.2 millyar yang di Danai oleh ILHAM Panjaitan, pembangunan Monumen ini di bangun di bona Pasogit yang mana sebagai kampung halaman D.I. Panjaitan di Lumbantor Desa Natolu tali kec Silaen kab Tobasa.
Pantauan Media Nasional Obor Keadilan acara bersejarah ini terlihat hadir Bupati dan wakil bupati serta Sekda Kabupaten Tobasa, pada saat acara laksanakan terlebih dahulu di awali dengan acara kebaktian dari gereja HKBP dan di bawakan oleh pendeta P, panggabean, S.Th.

Pada momen ini Putri kandung almarhum Mayjen TNI AD ( Purn) D.I. Panjaitan sempat bercerita di hadapan para undangan dan warga masyarakat bahwa peristiwa meninggal bapak saya akibat kekejaman gerakan PKI di G30S PKI bapak saya mati karena langsung di tembak saat berdoa dan itu langsung saya lihat sendiri dengan adik saya yang laki laki yaitu Salomo Panjaitan oleh karena itu saya sendiri sebagai putrinya sempat mengalami trauma yang sangat lama sekali yaitu sampai 30 tahun. Terang ibu Catherine panjaitan dengan rasa sedih.
Mendengar cerita itu seluruh warga masyarakat dan para undangan yang datang pada saat acara itu merasa terharu dan larut dalam suasana.

Pembangunan Monumen ini di targetkan dengan waktu lamanya adalah lima bulan tahap pertama, lalu tinggi patung MAYJEN D.I. PANJAITAN adalah sekitar delapan meter dan terbuat dari bahan perunggu yang di tempah oleh ISTEN RIYK .

■ Sekilas tentang D.I Panjaitan

Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 19 Juni 1925. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam penjajahan Jepang. Sehingga ketika masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Seiring dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda ke II, Indonesia pun memperoleh pengakuan kedaulatan. Panjaitan sendiri kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya.

Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, ia pun pulang ke Indonesia. Namun tidak lama setelah itu yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah terakhir yang diembannya saat peristiwa G 30/S PKI terjadi.

Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giatnya mengadakan persiapan untuk mempersenjatai angkatan kelima. [ Andy S ]

Editor :Redaktur 
Penanggung Jawab Berita :Obor Panjaitan 
Komentar

Berita Terkini