|

Wakil Bupati Aceh Timur Sebut Kericuhan Timbul Akibat Tangan Gatal Sikuli Tinta

Ket Foto: Syahrul Wabup Aceh Timur

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN |ACEH TIMUR [ 02 Februari 2019 ] - Tidak diketahui apa maksud pernyataan Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un dalam sambutannya saat pembukaan kegiatan acara rapat kooordinasi pemukhtahiran data pemilih antara KIP, PPK, dan PPS se-Kabupaten Aceh Timur yang berlangsung di Sport Center (ISC), Kamis, (31/01/2019) pekan lalu.

Orang nomor dua (2) di Kabupaten Aceh Timur itu  menyatakan, “Pihak pemberita (Wartawan) harus mengawas PPK dalam menjaga kode etik, yang telah menerima ketetapan untuk menegakkan demokrasi.

Jangan ada wartawan -wartawan, wartawan peng limong ploh ribe, sireutoh ribe, (Wartawan yang bernilai Rp 50- 100 ribu rupiah) menuntut penyelenggara pemilu ataupun Caleg- Caleg dengan mencari-cari masalah.

Di KIP atau  di Panwaslih, ataupun dengan caleg, khususnya untuk mencari-cari masalah  yang tidak masalah”, sahutnya dihadapan para Pejabat Forum Forkopimda, Panwaslih, KIP, PPK dan PPS se-Kabupaten Aceh Timur.

Ia menyebutkan bahwa, kericuhan ataupun ketertiban terganggu akibat ulah para sikuli tinta yang tangannya gatal dalam menulis.

“Dalam Agama juga menerapkan dan menegaskan, jika membuka aib sesama Islam maka itu dosa.

Biasanya yang membuat situasi ricuh, kisruh dan mengganggu ketertiban akibat tangan gatal para penulis atau kuli tinta atau para wartawan-wartawan playbay tanpa surat kabar, Itu hati-hati, cetus Syahrul.

Akibat pernyataan tersebut, dikecam berbagai pihak, terutama kecaman keras dari Wartawan media siber (online), karena mereka tidak memiliki surat kabar.

"Saya gagal faham terkait pernyataan pak Wakil Bupati, apakah itu ditunjukan untuk seluruh wartawan online, atau ada oknum-oknum tertentu yang sengaja mencari-cari kesalahan orang dengan mengatas namakan wartawan? Sehingga beliau mengatakan hal itu di hadapan publik," kecam Yunan Nasution perwakilan untuk Aceh di salah satu media Online.

"Jika pak Wabub pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan, sambungnya, lebih baik disebut langsung siapa orangnya, atau langsung saja dilaporkan ke pihak berwajib karena menyalahgunakan wewenang.

Jangan lempar bola panas kesemua Wartawan yang pada akhirnya menciderai hati para insan Pers.

Subtansi dari pernyataan pak Wakil Bupati ini akan dikaji lebih dalam bersama tim Advokasi media kita untuk kita laporkan ke lembaga hukum terkait, agar tidak ada lagi pembredelan terhadap kebebasan Pers.

Nnamun sahabat- sahabat Pers juga tetap harus menjaga eksistensi dan netralitas terhadap sebuah karya jurnalis." tutupnya.

Menyikapi hal ini, Wabup Aceh Timur saat dihubungi sejumlah awak media lewat  via hendhpon miliknya, tak diangkat. ***(Relles-Tim).
Komentar

Berita Terkini