|

Kata Bupati Tote : Semangat Gotong Royong Butuh keterlibatan Semua Pihak

Foto : Acara bulan bakti gotong-royong masyarakat, Kamis (31/05), desa Mbengan Manggarai Timur NTT. 

BORONG NTT | Media Nasional | Oborkeadilan.com - Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote mengajak masyarakat agar terus melestarikan budaya gotong royong. Karena membangun, tidak bisa diilakukan satu dua unsur saja.

Demikian ajakan Bupati Tote saat menyampaikan sambutan dalam acara Puncak Kegiatan Bulan Bakti Gotong-Royong Masyarakat (BB-GRM), Hari Kesatuan Gerakan PKK (HGK) ke-46 dan Hari keluarga Nasional (Harganas) ke-25 tingkat Kabupaten Matim di desa Mbenga, Kecamatan Kota Komba, Kamis (31/05).

Menurutnya, semangat gotong-royong mulai menurun dalam pembangunan di desa. Akibatnya, ketergantungan masyarakat pada pemerintah begitu tinggi. Karenanya tote berharap agar peran serta para pihak untuk pro aktif dalam meningkatkan semangat gotong-royong dengan terus melibatkan semua pihak, baik itu pemerintah, DPRD, masyarakat, dan lembaga sosial kemasyarakatan.

“Padahal suksesnya pembangunan daerah bisa dicapai manakala berjalan dan bekerja bersamai-sama”,sengahnya.

“Mari kita lestarikan budaya gotong royong demi kemajuan dan kesejahteran masyarakat Manggarai Timur,”ajak Tote.

Kepada para hadirin dirinya berharap agar, budaya gotong-royong haruslah dimulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Karena  itu, tote mengajak masyarakat Matim agar tidak mengikuti budaya konsumtif. Saatnya kita  perlu bersatu padu membangun daerah ini.

“Jangan suka yang konsumtif dalam hidup. Mari kita berjuang, usaha, dan kerja untuk kesejahteraan bersama”,ujar  tote, sembari berharap, agar masyarakat Matim tidak hanyut dengan hayalan. “Kita lebih real. Mana yang belum, mari kita benahi. Bercerai kita runtuh, bersatu kita pasti kokoh dan sukses membangun dan mensejahterakan masyarakat Matim”,pungkasnya.

Dia meminta untuk tidak  perlu ada yang disalahkan, sembari mengajak untuk terus bekerja sama, baik masyarakat maupun pemerintah untuk membangun daerah ini.

Dalam sambutannya Tote menceritakan, zaman dahulu sebelum ada bantuan, dan juga pembangunan menggunakan proyek, seluruh lapisan masyarakat bahu membahu memperbaiki dan membersihkan lingkungan sekitar seperti fasilitas publik tanpa harus menunggu pemerintah.

Saat ini menurut Bupati Tote, untuk membersihkan jalan atau tempat umum lainnya harus menunggu pemerintah.
Padahal, setiap hari melintasi jalan, tetapi tidak ada rasa memiliki terhadap fasilitas tersebut.

Karenanya, salah satu yang harus dibuat saat ini adalah dengan melestarikan budaya gotong-royong.
Sebab, budaya gotong-royong merupakan warisan leluhur yang tentu saja bisa menjadi pemersatu bangsa.

Bupati Tote menjelaskan, Indonesia sebagai sebuah bangsa lahir dari kerja sama yaitu gotong-royong yang mengandung prinsip hidup saling tolong menolong, bekerja bersama, tidak lagi yang menyalahkan orang lain, tidak sekedar omong, tetapi terus bekerja.

Gotong-Royong tidak bisa hanya lewat kata-kata, tetapi harus dipraktikan dalam tindakan. kata tote, Apalagi dalam konteks lokal, orang Manggarai tipe pekerja keras.

Di acara yang sama Ketua panitia kegiatan, Toby Suman dalam sambutan mengatakan, beberapa kegiatan sebelum puncak yakni penyuluhan KB, perekaman E-KTP, pemutaran film dan bakti Gorong-Royong di Desa Mbengan. Sementara bulan bakti Gotong Royong tahun depan dilaksanakan di Kecamatan Sambi Rampas. (LM)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini