|

Pemulung Lumpuh Butuh Uluran Tangan Dermawan Untuk Kesembuhannya

Foto : Nursaidah Boru Siahaan, Terbaring Lemah Ditempat Tidurnya .

MEDAN I Media Nasional Obor Keadilan I Kamis ( 09 / 11 / 2017 ). Sudah dua tahun Nursaidah Boru Siahaan (48) terbaring di tempat tidurnya. Ia tak bisa bangkit atau duduk. “Setiap kali duduk atau bangkit, sakit kali tulang punggungku sampai pinggul. Sakit sekali,” katanya sembari menggigit selimut yang dipakainya.

Sudah lama ia ingin mendapat penanganan lebih lanjut dari dokter. Namun ketiadaan biayalah yang membuat perempuan ini tidak berobat ke rumah sakit. Ia hanya mampu berobat ke klinik. “Aku enggak tahu kenapa punggung dan pinggang saya sakit sekali. Kata pihak klinik, ada masalah syaraf,” ungkapnya.

Saat ditemui di gubuknya, di lokasi gudang barang bekas (botot), di Jalan Sunggal Gang Balai Desa, Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal, Nursaidah bercerita banyak tentang perjuangannya menjalani rasa sakit. “Lima tahun lalu sudah terasa sakit di pinggangku. Tapi gimanalah. Harus tetap memulung. Kalau enggak, anak-anakku mau makan apa?” bebernya.

Mereka menumpang di gubuk tersebut. Gubuk itu diberikan taukenya, karena kasihan pada Nursaidah. Selain itu, Nursaidah sudah lima tahun lebih bekerja untuk majikannya. “Mereka kasihan pada saya. Lagian mereka percaya pada kami, karena kami jaga betul barang-barang mereka. Toke saya baik sekali orangnya,” imbuh Nursaidah.

Meskipun hanya berprofesi sebagai pemulung, namun Ibu dari delapan anak ini mau berjuang terus demi menafkahi anak-anaknya. Sebagian anaknya sudah besar, empat orang lagi masih bersekolah. “Aku sedih karena sekarang tak bisa bekerja lagi. Aku ingin memulung lagi, supaya anakkku bisa makan dan sekolah,” pintanya dengan wajah sendu.

Sekarang, suaminyalah satu-satunya tulang punggung keluarga. Sebagai pemulung, tak banyak yang bisa dikumpulkan suaminya. “Seminggu hanya sekitar Rp 400 ribu. Kami cukup-cukupkanlah, Nak,” jelasnya.

Nursaidah sangat berharap ada donatur atau dermawan yang mau membantunya. Ia ingin sekali sehat agar kembali bisa memulung. Sehingga nanti bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga setinggi-tingginya. “Aku pengen anak-anakku bisa sarjana. Aku pengen kerja lagi. Sedih rasanya hanya di tempat tidur, enggak bisa ngapa-ngapain,” ia pun menangis.

Aktivis Pemulung Uba Pasaribu mengatakan Nursaidah ini adalah sosok pemulung yang tangguh. Demi anak-anaknya ia berjuang memulung, semata-mata supaya bisa bersekolah. “Pemulung beginian patut untuk ditolong. Semoga ada dermawan atau dari pemerintah yang peduli kepada Nursaidah. Mau membantu ibu ini mewujudkan impiannya, bisa sembuh dan menyekolahkan anaknya hingga sarjana,” pungkas Uba. (red).
Komentar

Berita Terkini